Rabu, 07 Juni 2017

Komunikasi Massa(Media sosial dan blog), Kegagalan Komunikasi, dan Biografi

1. Pengertian Komunikasi Massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (Media, baik cetak (koran, majalah dll) atau electronik (radio, televisi, dll)) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumblah banyak, terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak. Komunikasi Massa memiliki karakteristik yang meliputi:
• Komunikator Terlembaga
• Pesan Bersifat Umum
• Komunikan Anonim dan Heterogen
• Pesan Serentak
• Bersifat satu arah
• Stimulasi Alat Indera yang Terbatas
• Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Apakah media sosial dan blog itu termasuk dalam Komunikasi Massa? apabila ditinjau dari karakteristik Komunikasi Masssa tersebut? Jawabannya “iya” termasuk kedalam Komunikasi Massa. Sebab, sebab komunikasi massa (mass communication) seperti yang telah kita ketahui merupakan komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (koran, majalah dll) atau electronik (radio, televisi, dll), yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Komunikasi massa juga melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan atau pendengaran) dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. Begitu pun dengan media sosial dan blog, walau terkadang pada media sosial mendapat umpan balik segera, namun itu pun dikarenakan waktu luang sang komunikator alias tetap menyesuaikan dengan kondisi sang produsen pesan. Selebihnya media sosial dan blog mempunyai karakteristik yang sama dengan media massa.

2. Kegagalan komunikasi merupakan suatu aspek yang menggambarkan bahwa suatu tindakan dan bentuk komunikasi baik verbal, non verbal maupun simbolik tidak berjalan maksimal. Sebagai ilustrasi dan fakta beda budaya pasti ada perbedaan yang sedikit terkesan “aneh” berdasarkan pengalaman saya dengan teman saya saat berkomunikasi. Ketika itu saya menanyakan yang bunyinya “Udah siap makan?”, dan dia pun menjawab “udah” akan tetapi saya perhatikan makanannya belum habis, saya pun merasa aneh dan bingung. Ternyata penggunaan kata siap dalam dalam budaya Melayu atau bahkan indonesia berbeda dengan demgan siap dalam budaya Sunda. Kata siap dalam budaya Melayu berarti “sudah selesai” sedangkan dalam budaya sunda yang saya tanyakan langsung keteman saya karena penasaran dengan pengguanaan kata siap tersebut. Ternyata dalam budaya Sunda kata siap memiliki makna “baru akan mulai”. Itulah penyebab kegagalan komunikasi yang beda budaya berdasarkan pengalaman pribadi.

3. Nama saya Harrival Iswal Fauzi Rinfa, saya adalah seorang yang memiliki kecenderungan labil dalam menentukan, namun juga masih terdapat sifat optimis yaitu ketika mendapati suatu hal yang disukai namun belum dimiliki maka saya akan berusaha untuk mencapai hal yang saya sukai walau harus menanti. Saya memiliki hobi bermain bola kaki, baik itu futsal maupun sepak bola, namun hobi tersebut lebih termasuk kedalam hal yang disukai untuk olahraga, soalnya saya tidak terlalu rutin melaksanakan. Saya suka musik, musik yang saya sukai sangat beragam atau bisa dibilang tidak terlalu signifikan genre musik yang saya sukai, namun musik yang saya sukai lebih dominan pop, popmelayu, dangdut, dan genre musik lainnya tergantung suasana hati. Hal yang baru-baru ini saya sukai yaitu dunia photography. Tidak tahu kenapa dunia sangat manarik menurut saya mulai dari kamera, teknik pengambilan foto, editing foto, pencahayaan dan lainnya. Namun saya masih belum bisa memenuhi nya, melihat dunia photography sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit misalnya saja kamera yang harganya jutaan, hal tersebut lah belum bisa saya penuhi. Hal masih bisa saya lakukan saat ini yaitu photograper dengan smartphone.

4. Hampir sama dengan contoh pada no. 2 hanya saja pada contoh ini yaitu kegagalan komunikasi dengan budaya yang sama. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya perbedaan wilayah namun masih satu budaya. Contoh yang saya ambil berdasarkan pengalaman saya dengan seorang teman yang satu budaya yaitu melayu, namun teman saya dia berasal dari Malaysia, saya sendiri Melayu Sumatera. Saat itu temen saya berkata pada saya dengan kaliamat “ Awak nak kemana?” saya pun bingung dengan apa yang dikatakannya. Ternyata dia menanyakan “ Kamu mau kemana?”, sedangkan dalam keseharian saya penggunaan kata awak itu berarti “aku”, sedangkan makna awak dari temen saya berarti “kamu”.