Rabu, 03 Januari 2018

Cerpen: Anak Kecil Sang Pemburu Shalat Berjamaah



Oleh : Harrival Iswal Fauzi Rinfa
            Disuatu senja yang hampir menutupkan matanya, aku berkunjung seperti biasa kerumah sang pemilik kehidupan. Hati ini kian terdorong untuk menghadap kepada-Nya, mengingat masih kotornya hati dan jiwa ini. Semakin pula tersentuh hati ini ketika gemuruh suara lantunan ayat-ayat suci yang dilantunkan oleh para generasi cilik yang masih sangat suci. Kesucian tergambarkan dengan jelas dan begitu polosnya wajah-wajah mereka. 

            Setelah berwudhu, aku melangkahkan kaki masuk kedalam masjid tersebut, Adzan pun berkumandang. Aku pun bergegas untuk melaksanakan shalat berjamaah. Setelah selesai, ada satu anak yang sangat menarik perhatianku yaitu seoranga sangat sering terlihat hanya ketika shalat berjamah saja. Hatiku pun bergumam penuh dengan penuh tanda tanya “Siapa sebenarnya anak ini? kok begitu rajin shalat berjamaah!”. Kenapa aku berpikir seperti itu? karena mengingat umur anak itu sekitar kurang lebih lima tahunan, yang biasanya anak seumuruan hanya memikirkan main dan main saja, jareang ada yang betul-betul rutin berjamaah. 
                                     
            Hal ini sangat berbeda dengan daerah dari tempat tinggalku atau kosan ku sebelumnya, yang mana ketika sholat berjamaah jarang ada anak yang sangat rutin shalat berjamaah bahkan para remaja juga jarang. Tetapi di tempat baruku ini aku bertemu seorang anak kecil yang cukup rajin sholat berjamaah di musholla dekat kontrakanku itu. Hampir setiap waktu sholat berjamaah dia ikut. Nah, yang membuat tambah kagum kepada anak tersebut yaitu aku sering bertemu anak itu ikut sholat subuh.

            Dia jalan sendirian di jalan-jalan kecil di dalam gang di tengah suasana yang agak gelap dan dingin. Padahal banyak orang dewasa yang mungkin pada saat jam segitu masih berada di balik selimut. Dia sendiri dari yang aku amati anaknya sangat tenang. Biasanya anak kecil waktu sholat mengikuti apa yang dibaca imam keras-keras atau lari-lari sendiri. Tapi dia tidak seperti itu.

            Melihat itu, aku jadi kembali bergumam dalam diriku, “Ah, masak kita kalah sama anak kecil…”. Aku jadi teringat pada suatu sabda Rasulullah yang artinya: “Seandainya mereka mengetahui pahala yang terdapat dalam shalat al ‘Atamah (‘Isya’) dan Shubuh, niscaya mereka mendatangi keduanya walaupun dengan merangkak.” (HR. Asy Syaikhan dari Abu Hurairah)

            Ya, Shalat berjamaah itu memang sangat tinggi keutamaannya. Sholat sunnah sebelum Shubuh itu pahalanya adalah dunia dan seisinya (bayangkan!). Sungguh rugi sekali jika kita melewatkannya. Pesan orang tuaku ketika mereka melepasku untuk kuliah di Bandung ini cuma satu, jaga sholat, jangan tinggalkan sholat berjamaah di masjid, tepat waktu, dan laksanakan sholat sunnah rawatib dan tahajjud. Intinya cuma sholat.
_________________
PENULIS:
Harrival Iswal Fauzi Rinfa seorang mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di UINSGD Bandung, dengan Nomor Induk Mahasiswa(NIM) 1164020070.  Dia adalah mahasiswa rantauan asal Sumatera tepatnya provinsi Sumatera Utara dengan Ibukotanya Kota Medan. Yang sekarang tinggal dan beralamatkan di Jl. Babakan. Desa Pasirbiru Rt 03/01 Cibiru, Bandung. Dia tinggal dalam satu rumah kontrakan bersama dengan dua orang teman sekelasnya yaitu, Fajar dan Khafidin.

Jurnalisme Dakwah

      Jurnalisme Dakwah adalah suatu kegiatan penulisan, peliputan dan pemberitaan segala informasi yang ada di sekitar lingkungan namun harus sesuai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam, atau dengan makna lain Jurnalisme Dakwah adalah mencari dan menyampaikan pesan dakwah berupa ajakan ke jalan Allah serta berlandaskan Al-Quran dan As-Sunah sebagai pedoman pengutipan informasi dan oesan dakwah.
      Di jurusan KPI posisi Jurnalisme Dakwah menempati seluruh ranah yang ada dijurusan KPI. Ada tiga ranah yang ada di Jurusan KPI yaitu, Khitobah (Ceramah/Public Speaking), Kitabah ( Penulisan), dan I'lam ( Perfilman, Pertelevisian dan Radio). Mengapa Demikian? Mengingat zaman yang sudah semakin berkembang, dimana informasi atau dakwah tidak hanya disampaikan melalui media tulisan tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi, seperti perfilman, radio, pertelevisian, internet dan media dewasa lainnya.
      Di Khitobah posisi Jurnalisme Dakwah mengajarkan untuk bagaimana agar kita menjadi seorang pembicara atau mubaligh/mubaligoh yang memiliki kredibilitas tinggi dan handal serta bertanggung jawab atas setiap penyampaian informasi  atau ajakan dakwah yang disampaikan.
      Kitabah, diranah ini Jurnalisme Dakwah memposisikan diri sebagai landasan kita agar menjadi seorang yang menyampaikan pesannya melalui tulisan baik berupa berita, feature, artikel dan dalam bentuk tulisan lainnya. Hal ini juga bisa menjadi solusi bagi seorang ingin menyampaikan atau mengajak namun tidak memiliki keahlian berbicara yang cukup, bisa disampaikan melalui tulisan.
      Ranah yang terakhir, yaitu I'lam. Mengingat di dalam I'lam terdapat media berupa televisi, film, dan radio, dengan demikian Jurnalisme Dakwah menjadi sumber pesan yang ingin disampaikan serta menjadi. Dengan demikian tv, radio, dan film berperan sebagai penyampai pesan Jurnalisme Dakwah.
      Urgensi Jurnalisme Dakwah di Pengetahuan, dan masa depan.
Urgensi Jurnalisme Dakwah dalam ilmu pengetahuan adalah menjadi suatu sumber pengetahuan tentang batasan-batasan penyampaian suatu pesan dakwah agar tetap sesuai dan tidak melanggar aturan-aturan dalam Islam. Jurnalisme Dakwah juga menjadi sumber pengetahuan akan cara berdakwah yang benar baik masa sekarang maupun masa nabi dan rasul. Pengetahuan mengenai ajaran Islam sangat penting dalam kehidupan, karena ajaran Islam merupakan pedoman yang harus ditaati oleh orang Islam agar tidak tersesat.
       Jurnalisme Dakwah membuat keterampilan akan cara dan etika mencari serta menyampaikan sesuai dengan Islam. Di zaman yang sudah terbilang maju saat ini tidak menutup kemungkinan keterampilan menyampaikan pesan dakwah juga ikut berkembang. Bagaimana tidak, saat ini kita berada di zaman sangat dipermudahkan oleh media. Malah ini menjadi peluang juga bagi kita untuk menyebar luaskan ajaran Agama Islam melalui media-media saat ini yang tidak ada pada masa nabi. Hal ini membuat penyebaran ajaram Islam semakin bervariasi dan tidak tenggelam di perkembangan zaman.
       Di masa depan dengan kita selalu memanfaatkan media-media baru yang diperkirakan bermunculan dalam penyampaian Jurnalisme Dakwah, kita akan tetap dapat menyampaikan ajaran Islam. Dengan menguasai segala media yang ada membuat kita dapat menyesuakan cara penyampaian pesan dakwah.

     Jurnalisme Dakwah mencakup
a. Menganalisis suatu Berita
b. Teknik Menulis opini
c. Teknik Menulis Berita
d. Teknik Mengirim Berita dakwah
e. Jurnalis Dakwah
f. Tantangan jurnalis Muslim
g. Jurnalisme Dakwah audio
h. Jurnalisme Dakwah Visual
i. Aplikasi Dakwah Audio Visual
j. Videogram Dakwah
k.Teknik Penulisan Cerpen

     Tulisan dan karya Jurnalisme Dakwah
Video
Orang baik dimata Allah
Link: https://www.instagram.com/p/BdfQm_3HylU/

Opini
"Sejarah kekejaman PKI tidak boleh terulang"
Link: http://www.dakwahpos.com/2017/10/sejarah-kekejaman-pki-tidak-boleh.html?m=1
Minimnya Sosialisasi Registrasi Ulang Kartu SIM
Link: (Data hilang dan linknya tidak ada)
E-KTP: tanggung jawab siapa?
Link: (Data hilang dan linknya tidak ada)
Transaksi non tunai sangat diperlukan di tol
Link: (Data hilang dan linknya tidak )

Berita
Masjid Jami Nurul Utsman terorganisir dengan baik
Link: http://www.dakwahpos.com/2017/10/dkm-masjid-jami-nurul-utsman.html?m=1
Masjid Jami Nurul Utsman bediri di tanah waqaf
Link: http://www.dakwahpos.com/2017/10/masjid-jami-nurul-utsman-babakan-desa.html?m=1
Ustadz Aep: Manusia didunia ini dibagi 4 golongan
Link: http://www.dakwahpos.com/2017/10/ustadz-aep-manusia-di-dunia-ini-dibagi.html?m=1
Ustadz Herna: Kontribusi mahasiswa sangat terasa di lingkungan Masjid Jami Nurul Utsman
Link: http://www.dakwahpos.com/2017/12/ustadz-herna-kontribusi-mahasiswa.html?m=1
Ustadz Herna: Kata "pribumi" perlu di kaji lebih dalam
Link: http://www.dakwahpos.com/2017/12/ustadz-herna-kata-pribumi-perlu-dikaji.html?m=1
Kunjungan Mahasiswa-mahasiswi KPI UIN Bandung Angkatan 2016 ke PT. Mizan Pustaka
Link: http://catatankomunikasi16.blogspot.co.id/2018/01/kunjungan-mahasiswa-mahasiswi-kpi-uin_3.html?m=1
Masjid Jami Nurul Utsman diperluas pada tahun 2009
Link: (Data dan linknya tidak ada)

Cerpen
Anak kecil sang pemburu shalat berjamaah
Link: http://catatankomunikasi16.blogspot.co.id/2018/01/cerpen-anak-kecil-sang-pemburu-shalat.html

Kunjungan Mahasiswa-mahasiswi KPI UIN Bandung Angkatan 2016 ke PT. Mizan Pustaka

Bandung-, Pada hari Kamis tepatnya pada tanggal 14 Desember 2017, mahasiswa-mahasiswi KPI UIN Bandung angkatan 2016 melakukan kunjungan ke PT. Mizan Pustaka dalam rangka observasi percetakan buku. Kegiatan ini juga dilakukan demi memenuhi tugas dari Matakuliah Jurnalisme Dakwah.

Acara dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB dengan agenda talk show dengan pembicara Cecep Hasanudin  yang juga sebagai editor PT. Mizan Pustaka dengan membawakan materi seputar kepenulisan.

“Cara supaya naskah tulisan kalian bisa diterbitkan di Mizan salah satunya harus memenuhi syarat dan ketentuan dan juga harus ada kesamaan dengan visi dan misi PT. Mizan Pustaka” Tutur pak Cecep (14/12/17)

Kegiatan ini terlaksana dengan sangat interaktif antara narasumber dan audien. Saling anya jawab pun terasa sangat aktif. Uniknya lagi pembicara memberikan Hadiah berupa 3 buku gratis bagi penanya yang dianggap cukup bagus mengenai setiap pertanyaan.

Dari kegiatan kunjungan tersebut, para mahasiswa-mahasiswi KPI UIN Bandung juga diajak untuk ikut serta melihat langsung proses percetakan buku, mulai dari  bahan kertasnya, sampul buku sampai jadi satu buku yang siap untuk di distribusikan.