Oleh : Harrival Iswal Fauzi Rinfa
Disuatu
senja yang hampir menutupkan matanya, aku berkunjung seperti biasa kerumah sang
pemilik kehidupan. Hati ini kian terdorong untuk menghadap kepada-Nya,
mengingat masih kotornya hati dan jiwa ini. Semakin pula tersentuh hati ini
ketika gemuruh suara lantunan ayat-ayat suci yang dilantunkan oleh para
generasi cilik yang masih sangat suci. Kesucian tergambarkan dengan jelas dan
begitu polosnya wajah-wajah mereka.
Setelah
berwudhu, aku melangkahkan kaki masuk kedalam masjid tersebut, Adzan pun
berkumandang. Aku pun bergegas untuk melaksanakan shalat berjamaah. Setelah
selesai, ada satu anak yang sangat menarik perhatianku yaitu seoranga sangat
sering terlihat hanya ketika shalat berjamah saja. Hatiku pun bergumam penuh
dengan penuh tanda tanya “Siapa sebenarnya anak ini? kok begitu rajin shalat
berjamaah!”. Kenapa aku berpikir seperti itu? karena mengingat umur anak itu
sekitar kurang lebih lima tahunan, yang biasanya anak seumuruan hanya
memikirkan main dan main saja, jareang ada yang betul-betul rutin berjamaah.
Hal
ini sangat berbeda dengan daerah dari tempat tinggalku atau kosan ku
sebelumnya, yang mana ketika sholat berjamaah jarang ada anak yang sangat rutin
shalat berjamaah bahkan para remaja juga jarang. Tetapi di tempat baruku ini
aku bertemu seorang anak kecil yang cukup rajin sholat berjamaah di musholla
dekat kontrakanku itu. Hampir setiap waktu sholat berjamaah dia ikut. Nah, yang
membuat tambah kagum kepada anak tersebut yaitu aku sering bertemu anak itu
ikut sholat subuh.
Dia
jalan sendirian di jalan-jalan kecil di dalam gang di tengah suasana yang agak
gelap dan dingin. Padahal banyak orang dewasa yang mungkin pada saat jam segitu
masih berada di balik selimut. Dia sendiri dari yang aku amati anaknya sangat tenang.
Biasanya anak kecil waktu sholat mengikuti apa yang dibaca imam keras-keras
atau lari-lari sendiri. Tapi dia tidak seperti itu.
Melihat
itu, aku jadi kembali bergumam dalam diriku, “Ah, masak kita kalah sama anak
kecil…”. Aku jadi teringat pada suatu sabda Rasulullah yang artinya:
“Seandainya mereka mengetahui pahala yang terdapat dalam shalat al ‘Atamah
(‘Isya’) dan Shubuh, niscaya mereka mendatangi keduanya walaupun dengan
merangkak.” (HR. Asy Syaikhan dari Abu Hurairah)
Ya, Shalat berjamaah itu memang
sangat tinggi keutamaannya. Sholat sunnah sebelum Shubuh itu pahalanya adalah
dunia dan seisinya (bayangkan!). Sungguh rugi sekali jika kita melewatkannya.
Pesan orang tuaku ketika mereka melepasku untuk kuliah di Bandung ini cuma
satu, jaga sholat, jangan tinggalkan sholat berjamaah di masjid, tepat waktu,
dan laksanakan sholat sunnah rawatib dan tahajjud. Intinya cuma sholat.
_________________
PENULIS:
Harrival Iswal Fauzi Rinfa seorang mahasiswa jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam di UINSGD Bandung, dengan Nomor Induk Mahasiswa(NIM)
1164020070. Dia adalah mahasiswa
rantauan asal Sumatera tepatnya provinsi Sumatera Utara dengan Ibukotanya Kota
Medan. Yang sekarang tinggal dan beralamatkan di Jl. Babakan. Desa Pasirbiru Rt
03/01 Cibiru, Bandung. Dia tinggal dalam satu rumah kontrakan bersama dengan
dua orang teman sekelasnya yaitu, Fajar dan Khafidin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar